Sing – KL Trip (Part 2) : Welcome To Singapore

Kapal Ferry Penguin yang saya naiki untuk menyeberang dari Batam ke Singapore berangkat tepat jam 10.00 WIB, saya sarankan satu hal yang pertama kali harus Anda lakukan ketika Ferry mulai jalan adalah memajukan jam di tangan Anda 1 jam ke depan. Ya, ini karena waktu di Singapore lebih cepat 1 jam dari Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).  Jadi walaupun waktu tempuh Ferry Batam ke Singapore hanya 1 jam dan berangkat jam 10.00 tapi Ferry ini akan tiba di Harbour Front jam 12.00 waktu Singapore.

 img_7871-edit

Didalam Ferry Penguin Batam – Singapore

Suasana di dalam ferry sendiri cukup nyaman dengan pendingin ruangan dan sepanjang perjalanan Anda bisa menyaksikan kapal-kapal kontainer ukuran raksasa yang lalu lalang di selat Malaka. Suasana exciting sedikit tampak begitu gedung2 pencakar langit di Singapore mulai tampak. Beberapa turis (asal Indonesia, tentunya) yang baru pertama kali berkunjung ke Singapore tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil gambar, walaupun kalau dilihat dari penampilan mereka berasal dari Jakarta, tapi teteup aja melihat Singapore pertama-kali seperti orang dari desa yang baru pertama kali melihat kota… hehehe…

Setelah turun dari Ferry, para penumpang langsung diarahkan ke tempat pemeriksaan imigrasi, karena itu siapkan passport Anda. Disini Passport Anda akan diberi stempel imigrasi Singapore dan secarik kertas imigrasi, simpan kertas tersebut baik-baik karena akan dimintakan kembali ketika Anda akan keluar dari Singapore nantinya. Proses pemeriksaan imigrasi sendiri tidak terlalu lama paling hanya 1-2 menit, yang lama itu antriannya, teman saya bilang kalau lagi peak season (musim liburan) antriannya bisa sampai berjam-jam ..wuihh.. untung saya datang ketika low season, jadi tidak lebih dari 10 menit saya sudah selesai lewat proses imigrasi tadi.

 img_7878-edit

Di depan pintu kedatangan Harbour Front Singapore

Singapore Harbour Front ini terintegrasi langsung dengan Vivo City, mal yang “katanya” terbesar di Singapore. Keluar dari imigrasi  yang pertama kali saya cari adalah Peta (Maps of Singapore), untuk ini bisa didapatkan di information centre yang ada di depan pintu keluar pemeriksaan imigrasi tadi, map ini gratis, minta saja sama petugas yang ada di information center pasti langsung dikasih. Untuk yang baru pertama kali ke Singapore, map ini wajib punya hukumnya, dan nggak seperti peta Jakarta yang cukup ngejelimet, Maps of Singapore ini kalau kata saya sih cukup gampang untuk dipelajari, dan yang terpenting adalah untuk tahu jalur2 MRT atau kereta bawah tanah yang ada di sana.

Hal kedua yang saya cari adalah SIM Card untuk handphone saya, ini penting untuk menghemat komunikasi. Jadi untuk sementara Kartu Halo saya di istirahatkan dulu, dan untuk penggantinya saya milih simPATI Kangen  kartu perdananya cuma SGD 8, dengan nilai  pulsa SGD 10. Lumayan murah juga rate-nya SMS ke Indonesia cuma 5 Cent, telp cuma 16 Cent/mnt. simPATI Kangen saya beli di salah satu toko yang jual majalah, rokok dan keperluan kecil lainnya, letaknya masih di sekitar area information center. Kita bakal diminta passport untuk registrasinya, masalah registrasi dikerjain sama penjualnya, jadi kita terima bersih aja.

Selepas dapetin peta dan SIM Card, saya langsung naik ke level 3 Vivo City untuk beli tiket Song of The Sea Show, untuk yang satu ini nanti saya ceritain khusus di tulisan yang lain ya. Kebetulan waktu saya sampai di Singapore lagi jam makan siang, jadi di mal Vivo City itu padat sekali sama orang kantoran yang lagi lunch, dan mungkin pada lagi tanggal gajian juga kali ya, soalnya ATM-ATM di mall itu pada ngantri semua.  Selepas beli tiket Song Of The Sea, saya langsung ke stasiun MRT Harbour Front yang ada di bawah tanah dari Vivo City.

 mrt-map-sing2

Peta Jalur MRT di Singapore

Kebetulan tahun lalu saya sudah pernah ke Singapore dan ngejajal MRT ini jadi udah nggak begitu canggung untuk naik-nya. Masih inget juga tahun lalu, waktu saya baru pertama kali mau naik MRT saya sampai bengong dulu ngeliatin cara beli tiketnya di mesin tiket dan cara masuk ke jalur keretanya, sampai pelajarin jalur2 MRT yang ada. Kalau sekarang.. PEDE aja lagi.. hehehe.. bahkan sekarang udah bisa ngajarin istri saya cara naik MRT ini.. hehehe…

Untuk memudahkan kali ini saya beli EZ Link Card, yaitu kartu yang selain bisa dipake buat naik MRT juga bisa naik Bus dan juga makan di McDonald, harganya SGD 15 dengan rincian SGD 7 untuk dipakai, SGD 3 untuk refundable kartu dan SGD 5 non-refundable. Well, sebetulnya sih kalau ke Singapore cuma 3 hari lebih simple dan murah beli yang sekali jalan (Single trip ticket), tapi saya pikir saya bakal perlu kartu ini untuk naik bus juga, makanya beli yang EZ Link, tapi ternyata nggak naik bus juga, jadi tuh kartu akhirnya saya balikin ketika terakhir naik MRT, dan non refundable SGD 5-nya ilang deh..

 img_8026-edit

Di Belakang The New 7th Storey Hotel

Hotel tempat saya menginap, The New 7th Storey Hotel  ada di daerah Bugis. Jadi dari Harbour Front kita naik MRT jalur ungu (North East Line) ke Outram Park, dari sana ganti kereta yang jalur hijau (East West Line). Sempat bingung juga ketika turun di Outram Park, karena jalur interchange ke jalur hijau (EW) tidak satu level dengan jalur ungu (NE), untung ada pria melayu yang kayaknya ngeliat saya kebingungan kasih tau bahwa jalur hijau ada 2 level diatas. Akhirnya harus jalan lagi naik elevator ke atas dan ketemu juga jalur hijau tadi. Dari Outram Park kita naik MRT dan turun di Bugis (EW12). Stasiun MRT di Bugis ini ada di bawah dari Bugis Junction, semacam mall gitu. Dari Bugis Junction, hotel tempat kita nginap nggak jauh, nggak lebih dari 2 menit jalan sudah sampai.

 img_7883-edit

Standar Double Room di NSS Hotel

Oya, untuk hotel ini kita sebelumnya sudah booking dulu lewat internet karena ratenya bisa lebih murah. Kita ambil kamar yang Standar double, cuma sekitar SGD 64 / malam (include tax). Kamar mandinya memang di luar kamar (barengan dengan penghuni lainnya), tapi no problem, walaupun barengan tapi kamar mandinya dijamin bersih dan bebas antri.Hotel ini sebetulnya recommend banget dan kalau balik ke Singapore pasti saya bakal pakai hotel ini lagi, tapi sayangnya akhir tahun ini katanya hotel ini bakal di gusur, karena kena proyek perluasan MRT .. so sad.

Hotel ini juga lumayan unik, karena liftnya masih lift tempo dulu yang pintunya harus dibuka di dorong sama petugas lift-nya, dan kayaknya ni hotel memang salah satu bangunan tua juga disana, karena beberapa kali saya lihat mahasiswa yang sedang foto-foto hotel ini, baik liftnya ataupun dari luar hotel.

Btw, saya sempat perhatiin juga kalau ternyata petugas hotel disini, baik yang cleaning service dan jaga lift kok sudah tua semua ya, baru saya inget cerita teman saya, kalau pekerjaan kasar di Singapore, seperti cleaning service dan petugas kebersihan di restoran2 dan hotel gitu emang lebih banyak orang tua yang seharusnya sudah pensiun tenang. Entah kenapa, mungkin jarang ada anak muda di Singapore yang mau kerja di bagian itu ya, lebih banyak yang kerja kantoran. Kasian juga sih ngeliat para manula itu kerja ngangkat2 barang yang berat gitu, tapi mereka kayaknya happy ya, mungkin daripada diem di rumah jadi stroke mendingan kerja aja.. entahlah..

Sampai di kamar, saya langsung rebahan … ah enak banget setelah perjalanan mulai subuh tadi dari Jakarta. Tapi .. hey nggak bisa lama-lama rebahannya, karena waktu terbatas, jadi langsung aja mandi dulu dan ganti pakaian. Setelah siap, langsung deh dengan semangat 45 yang masih membara, dan siap untuk meng-explore Singapore.

3 Comments

  1. april October 15, 2010
  2. lala April 18, 2011
  3. agung July 12, 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *