(Sinema) INVICTUS : Belajar Memimpin Negara Dari Nelson Mandela

 

Mungkin Saya telat nonton film ini INVICTUS secara ini film keluar tahun 2009, tapi kalau Saya inget2 kayaknya ini film memang nggak pernah diputer di bioskop-bioskop Indonesia.

Jadi ceritanya Saya nonton film ini di HBO. Awalnya Saya cuma liat scene permainan Rugby, tapi waktu Saya liat ada Morgan Freeman main disitu Saya lumayan tertarik untuk nonton, dan ternyata ini film memang bagus banget untuk ditonton.

Film INVICTUS sendiri film genre Drama Biografi, jadi memang base on kejadian sebenarnya. Ceritanya tentang Afrika Selatan pasca berakhirnya politik Apartheid. Dimana Nelson Mandela (diperankan Morgan Freeman) saat itu (tahun 1995) jadi presiden kulit hitam pertama yang terpilih di Afrika Selatan. Sesudah berakhirnya masa berkuasanya kaum kulit putih disana bukan berarti keadaan berubah dan jadi saling berbaur antara kaum kulit hitam dan kulit putih, tapi masih terdapat jarak antara keduanya. Nelson Mandela paham ini jadi pekerjaan rumah yang nggak gampang.

Saat itu olahraga Rugby menjadi olahraga yang paling digemari oleh kaum kulit putih di Afrika Selatan, sementara kaum kulit hitam yang lebih suka olahraga Sepakbola sama sekali buta dengan olahraga Rugby tersebut. Pada saat yang bersamaan Afrika Selatan tahun 1995 itu ditunjuk menjadi tuan rumah untuk Piala Dunia Rugby. Disinilah Nelson Mandela melihat Piala Dunia Rugby tersebut menjadi satu peluang untuk menyatukan jurang antara kulit hitam dan kulit putih.

Awalnya oleh orang-orang kulit hitam Nelson Mandela dianggap ngawur waktu bilang bahwa dia akan mempertahankan seragam ciri khas team Rugby Afrika Selatan ketika jaman Apartheid atau yang dikenal dengan julukan Springboks. Orang kulit hitam menganggap Springboks adalah lambang kejayaan Apartheid dan harus digantikan. Namun disinilah Mandela memiliki pandangan lain. Sadar bahwa kaum kulit putih walaupun minoritas namun masih memiliki pengaruh yang sangat besar di Afrika Selatan, Mandela mencoba mengambil hati kaum kulit putih tersebut dengan mengalah untuk kepentingan yang lebih besar yaitu bersatunya seluruh warga Afrika Selatan dibawah satu kebanggaan yang sama. One Team One Country.

Mandela mengundang Kapten Team Rugby Afrika Selatan François Pienaar (diperankan Matt Damon) untuk memberi supportnya dan meminta untuk bekerjasama mengangkat moral team. Team nasional Rugby Afsel yang mayoritas kulit putih diminta untuk latihan di daerah perkampungan kaum kulit hitam untuk berbaur dan merasakan bahwa mereka nanti di piala dunia akan membela nama Afrika Selatan yang bukan hanya kulit putih tapi juga kaum kulit hitam.

Support luarbiasa Mandela tersebut ternyata berhasil mengangkat moral team dan juga seluruh warga Afrika Selatan. Semua orang walaupun kulit hitam jadi keranjingan Rugby. Setiap Tim Afrika Selatan bermain dipastikan seluruh jalanan sepi karena setiap orang ada di depan TV.

Singkat cerita karena dukungan yang besar dari seluruh warga Afrika Selatan itu, Tim Rugby Afrika Selatan akhirnya bisa masuk final, padahal sebelum kejuaran dunia tim ini bukanlah favorite. Inggris, Australia dan Selandia Baru adalah rajanya Rugby. Di final Afrika Selatan berhadapan dengan tim paling kuat yang paling ditakuti saat itu oleh seluruh peserta yaitu Selandia Baru yg dijuluki “All Blacks”, dan setelah pertandingan ketat sampai perpanjangan waktu , tim Afrika Selatan berhasil mengalahkan All Blacks dan menjadi juara dunia.

Momen ketika Afrika Selatan menjadi juara dunia itulah Saya rasa momen terbaik dari film ini, benar-benar dramatis bagaimana sebuah tim yang bukan siapa-siapa namun dengan dukungan moral dari seluruh warga afrika selatan hitam dan putih menjadi juara. Nelson Mandela tentu yang paling bahagia karena misinya mempersatukan Negara Afrika Selatan bukan hanya dalam simbol tapi juga dalam kehidupan sehari-hari menjadi kenyataan.

Setelah menonton film ini Saya jadi inget waktu tim sepakbola Indonesia main di kualifikasi Piala Dunia lawan Bahrain, bukannya dukungan yang didapat timnas tapi malah ditinggalkan oleh Presiden Negara ini Pak Beye, walaupun alesannya karena kesel ngelihat penonton yg nyalain petasan tapi menurut Saya itu bukan alesan buat ninggalin stadion dan pulang .. sedih kalau ngebandingin sikapnya Pak Beye sama Mandela.

Bangsa ini memang sedang krisis kepemimpinan, walaupun diatas kertas dibilang ekonomi maju, tapi tanpa pemimpin yang benar-benar bisa menjadi kebanggaan rakyatnya rasanya semua jadi mubazir.

Dan rasanya siapapun yang ingin menjadi pemimpin di negeri ini rasanya kudu nonton film Invictus ini, supaya bisa belajar dari Nelson Mandela bagaimana menjadi pemimpin yang bukan hanya sebagai pejabat tapi benar-benar memimpin negeri ini hingga menjadi kebanggaan rakyatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *