“Di mana jalan pulang? Laut berada di belakang kalian. Musuh di hadapan kalian. Sungguh kalian tidak memiliki apa-apa kecuali sikap benar dan sabar. Musuh-musuh kalian sudah siaga di depan dengan persenjataan mereka. Kekuatan mereka besar sekali. Sementara kalian tidak memiliki bekal lain kecuali pedang, dan tidak ada makanan bagi kalian kecuali yang dapat kalian rampas dari tangan musuh-musuh kalian. Sekiranya perang ini berkepanjangan, dan kalian tidak segera dapat mengatasinya, akan sirnalah kekuatan kalian. Akan lenyap rasa gentar mereka terhadap kalian. Oleh karena itu, singkirkanlah sifat hina dari diri kalian dengan sifat terhormat. Kalian harus rela mati. Sungguh saya peringatkan kalian akan situasi yang saya pun berusaha menanggulanginya. Ketahuilah, sekiranya kalian bersabar untuk sedikit menderita, niscaya kalian akan dapat bersenang-senang dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, janganlah kalian merasa kecewa terhadapku, sebab nasib kalian tidak lebih buruk daripada nasibku… PERANG ATAU MATI!” –Thariq bin Ziyad–
Pidato diatas mungkin tak banyak generasi muda muslim yang mengetahuinya. Nama Thariq bin Ziyad pun seakan nama antah berantah untuk generasi muda muslim saat ini dibandingkan Justin Bieber ataupun para bintang K-Pop yang aduhai :p , tapi sekiranya mau meluangkan sedikit waktu saya yakin pastilah akan memberi kebanggaan yang luar biasa bagi ummat muslim yang mengetahuinya.
Ya … itu adalah pidato dari salah seorang Panglima Islam pada tanggal 19 Juli tahun 711, Panglima yang bernama Thariq bin Ziyad ketika beliau dengan 7000 orang pasukannya mendarat di benua Eropa, tepatnya di Gibraltar, Spanyol dalam perjalanannya untuk memperluas syiar Islam pada masa itu.
Pidato Thariq tersebut mampu membakar semangat 7000 pasukan muslim untuk bertempur dan mengalahkan 1oo.000 pasukan Raja Frederico dari Spanyol untuk kemudian menegakkan panji-panji Islam di benua eropa selama lebih dari 300 Tahun sesudahnya .. ya benar 300 TAHUN ISLAM PERNAH BERKUASA DI EROPA !!!
Periode 300 Tahun tentu bukan masa yang pendek, bahkan Amerika Serikat saja yang sudah demikian panjang sejarahnya baru berusia 180 tahunan.
Tapi apakah ummat islam saat ini mengetahui hal tersebut ??? Tak banyak ummat islam yang tahu hal itu. Dimusnahkannya hampir seluruh jejak kejayaan Islam disana serta dominasi Barat setelah masa itu untuk meredam kisah-kisah yang ada memang sukses membuat bahkan ummat Islam sendiri tidak mengetahuinya.
Hanum Salsabiela Rais bersama suaminya, Rangga Almahendra seakan menyalakan kembali cahaya Islam yang pernah ada di Eropa itu, dengan novelnya yang berjudul “99 Cahaya Di Langit Eropa” yang juga menceritakan pengalaman mereka ketika tinggal di benua biru tersebut.
Walau tidak bercerita mengenai Thariq Bin Ziyad secara detail namun Hanum dan Rangga dengan bahasa yang mampu diterima oleh generasi muslim masa kini mampu membuka mata tentang kejayaan masa lalu Islam di Eropa itu. Tentang jubah-jubah para Raja Eropa yang berkaligrafi Arab,tentang lukisan Bunda Maria dengan kaligrafi nama Allah dan Nabi Muhammad SAW sampai Garis Imajiner di Kota Paris yang mengarah ke arah kiblat…. SUBHANALLAH !!!
Novel yang kemudian diangkat menjadi Film tersebut memang makin memperluas untuk membuka mata ummat Islam. Sejarah yang sudah seharusnya diketahui oleh ummat. Tentang peradaban 300 tahun yang pernah ada di dunia dan mampu menerangi Eropa dari masa kegelapannya namun seakan terlupakan saat ini, bahkan oleh ummat Islam sendiri.
Hanum dan Rangga telah memulainya, alangkah lebih baiknya hal ini terus digali lebih dalam lagi dan terus disebarluaskan, sehingga setidaknya sejarah dapat disampaikan dengan seterang-terangnya kepada generasi muslim berikutnya. Semoga.