Seberapa besar antusias Anda dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2014 ini ??? Well kalau Anda lebih antusias untuk tetap berhingar bingar ria dalam hal Capres-Capresan daripada kehebohan Piala Dunia menurut saya Anda adalah orang yang sangat menyedihkan. Membuat janji dengan seorang psikiater adalah saran dari saya untuk Anda.
Tapi buat saya pribadi, segala hal soal Capres-capresan sudah selesai ketika pluit pertama pertandingan Brazil melawan Kroasia ditiup dinihari tadi. Tak akan ada lagi update status soal capres-capresan di akun sosial media saya. Buat saya Piala Dunia adalah nomor 1, kalau milih Capres sih Nomor 2 pastinya …. 😉
Momen pertama saya dengan Piala Dunia adalah pada tahun 1982, ketika FIFA World Cup berlangsung di Spanyol, namun yang saya bisa ingat saat itu adalah bukan pertandingannya namun iklan di TVRI yang menayangkan para pemain bola yang menggiring bola sambil di beri effect slow motion maju mundur berulang-ulang diiringi lagu dari The Rainbows “My Baby Baby Balla Balla“. Lucu dan Sangat menghibur.
Lima tahun kemudian di Piala Dunia 1986 di Mexico saya mulai terlibat dalam pertandingan yang berlangsung. Saya bahkan membuat satu buku Kliping (guntingan koran) yang memuat foto para pemain yang bertanding saat itu. Entah dimana buku kliping itu sekarang, kalau saya bisa menemukannya mungkin akan menjadi buku yang sangat epic untuk saya tunjukkan ke anak-anak saya.
Team jagoan saya tahun 1986 bukan Brazil, Argentina, Italia ataupun Jerman Barat. Namun saya justru mendukung Belgia sebagai tim jagoan saya. Kenapa Belgia ? Sederhana saja, bukan soal mainstream atau antimainstream namun karena disana ada pemain yang namanya sama dengan saya yaitu Erwin Vandenbergh, striker bernomor punggung 9 di team Belgia. Tapi tak sia-sia saya mendukung Belgia, team ini bahkan bisa melangkah sampai ke semifinal sebelum akhirnya takluk oleh dua gol dari Sang Dewa saat itu Maradona. Belgia 0, Argentina 2.
Cerita selanjutnya Piala Dunia bisa dibilang adalah suatu pesta empat tahunan yang saya tidak mau kehilangan satu momenpun untuk dinikmati. Dari meriahnya Perancis yang dapat mengangkat piala untuk pertama kali di kandangnya sendiri sampai Spanyol yang akhirnya juga dapat mengangkat piala pertamanya di Afrika Selatan. Dari tangan tuhan Maradona sampai akhir karir yang tragis bagi sang maestro Zidane yang mendapat kartu merah karena menanduk Materrazi.
Sepakbola adalah keajaiban yang dapat membawa kebahagiaan dan sekaligus kesedihan pada saat bersamaan. Sesuatu yang membuat hidup menjadi lebih hidup.
Marhaban Ya Brasil 2014. Vamos sempre te amo copa do mundo.